Selasa, 29 Maret 2016

FESTIVAL TABOT DI PROVINSI BENGKULU

FESTIVAL TABOT DI PROVINSI BENGKULU

Pada tanggal 1 sampai dengan 10 Muharram H (Kalender Arab) setiap tahun di Kota Bengkulu dilaksanakan Festival Tabot. Festival Tabot diselenggarakan berdasarkan Pesta Budaya Tabot yang dilaksanakan oleh masyarakat Kota Bengkulu dalam rangka memperingati gugurnya Amir Hussain, cucu Nabi Muhammad SAW, di Padang Karbala (Irak).
Perayaan ini telah diselenggarakan secara tetap oleh masyarakat kota Bengkulu sejak abad 14. Masyarakat kota Bengkulu percaya bahwa apabila perayaan ini tidak mereka selenggarakan maka akan terjadi musibah atau bencana. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila perayaan Tabot ini penuh dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat ritual dan kolosal.
Upacara Ritual Tabot sampai di Bengkulu dibawa oleh para penyebar agama Islam dari Punjab. Para penyebar agama Islam dari Punjab yang datang ke Bengkulu pada waktu itu adalah para pelaut ulung di bawah pimpinan Imam Maulana Irsyad. Rombongan Imam Maulana Irsyad yang datang ke Bengkulu berjumlah 13 orang, antara lain terdapat : Imam Sobari, Imam Bahar, Imam Suandari dan Imam Syahbuddin. Mereka tiba di Bengkulu pada tahun 1336 Masehi (756/757 Hijriah).
Setibanya di Bengkulu kaum Syiah penyayang Amir Hussain ini langsung melaksanakan rangkaian Upacara Ritual Tabot yang diselenggarakan selama 10 hari, yakni dari akhir bulan Dzulhijjah 756 H sampai dengan tanggal 10 Muharram 757 H. Nama Imam Maulana Irsyad dan kawan-kawan ini kurang dikenal dalam sejarah, hal ini mungkin mereka pada waktu itu belum menetap secara tetap di Bengkulu. Nama yang lebih dikenal dalam sejarah Tabot di Bengkulu adalah Syekh Burhanuddin (Imam Senggolo).
Upacara ritual budaya tabot ini memiliki beberapa rangkaian secara berurutan yaitu dari tanggal 1 muharam sampai 10 muharam, yang pertama adalah Upacara Pengambilan Tanah, Yang ke dua Upacara Duduk Penja, Urutan upacara yang ke tiga yaitu Upacara Menjara, Setelah itu rangkaian upacara selanjutnya yang ke empat adalah Malam Arak Jari-Jari dan Arak Seroban, Rangkaian acara yang ke lima adalah HARI GAM, Setelah itu selanjutnya yang ke enam adalah Tabot Naik Pangkek, Selanjutnya yang ke tujuh adalah ritual Malam Arak Gedang, Rangkaian ritual upacara tabot yang terakhir adalah Arak-arakan Tabot Tebuang.
Sejak tahun 1990 pesta budaya tabot telah menjadi Budaya Bengkulu, yang diberi nama Festival Tabot. Dalam Festival Tabot, perayaan yang semula hanya berisikan upacara-upacara ritual diperkaya dengan berbagai atraksi tambahan yang mampu memberi hiburan kepada masyarakat dan wisatawan. Selama 10 hari pelaksanaan Festival Tabot, masyarakat dan wisatawan dapat menyaksikan rangkaian upacara ritual Tabot dan menikmati berbagai pegelaran seni-budaya serta lomba-lomba kreasi seni tradisional Bengkulu, seperti : lomba Ikan-Ikan, lomba Telong-Telong (mungkin berasal dari kata Tengloleng atau Lampion dalam bahasa Cina), lomba Dol, lomba tari, Lomba Barong Landong (mirip Ondel-Ondel Betawi), untuk itu harus di meriahkan lagi agar dapat mengundang lebih banyak lagi wisatawan untuk datang ke Provinsi Bengkulu.
Dalam perayaan tabot hendak nya harus mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah Bengkulu serta dinas-dinas terkait. Belakangan ini setiap tahun nya di setiap akan diadakan nya perayaan tabot selalu ada permasalahan antara pro dan kontra terhadap penyelenggaraan tabot, ada pihak yang menginginkan agar perayaan tabot ini di tiadakan karena dianggap syirik. Tentunya kebijakan ini sangat di tentang keras bagi para pemuka adat dan bagi keturunan-keturunan keluarga tabot karena upacara tabot ini telah dilaksanakan secara turun temurun dari para leluhur mereka, dan mereka percaya bahwa apabila perayaan ini tidak mereka selenggarakan maka akan terjadi musibah atau bencana. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila perayaan Tabot ini penuh dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat ritual dan kolosal.
Upacara Tabot bagi masyarakat Bengkulu merupakan nilai agama yang sakral sekaligus mengandung nilai sejarah dan sosial. Upacara Tabot juga sebagai perayaan untuk penyambutan tahun baru Islam. Ada banyak pesan moral dan sosial dari ritual Tabot bagi masyarakat Bengkulu. Salah satunya adalah selain manifestasi kecintaan dan mengenang kepahlawanan Imam Hussein bin Ali, juga mengingatkan manusia terhadap praktik penghalalan segala cara untuk menuju puncak kekuasaan dan simbolisasi dari sebuah keprihatinan sosial.
Pada Festival Tabot ini, selain menggelar upcara ritual, biasanya juga dimeriahkan pertunjukan seni, pasar rakyat, pameran kerajinan, lomba musik Dol, tari kreasi tabot, telong-telong dan ikan-ikan (hiasan yang dibentuk menyerupai kuda, pesawat, buroq, gajah, naga dsb), Tabot Besanding, dan beragam acara seni lainnya. Apabila anda datang sehari sebelumnya maka jangan lewatkan melihat tabot utama dan tabot kecil dipamerkan dengan lampu kerlap-kerlip menghiasi gelapnya malam di kota Bengkulu.
Festival Tabot di Bengkulu menggelar prosesi pengambilan tanah dari tempat yang ditentukan untuk kemudian ditempatkan dalam replika keranda Imam Husein. Berikutnya diiringi lantunan musik tradisional maka puluhan tabot akan diarak mengelilingi kampung di Bengkulu. Dan kegiatan ini akan diiringi oleh suara dari alat musik Dol yang berbentuk tambur bulat terbuat dari akar bagian bawah pohon kelapa. Perayaan ini layaknya parade kendaraan hias dimana prosesi akhir adalah pembuangan tabot di Daerah Pemakaman Karbela, Tanah Patah, Kota Bengkulu yaitu sekira 3 Km dari Lokasi Festival Tabot. Pengarakan tabot ke tempat pembuangan ini merupakan acara puncak Festival Tabot.
Sebagai penikmat Budaya, saya melihat Tabot sebagai Warisan Budaya yang perlu terus di cintai dan dihidupkan agar terus lestari. Terlepas ada pendapat dari sebagian kalangan masyarakat yang melihat Budaya Tabot dari sisi yang sedikit berbeda. Siapa lagi jika bukan kita yang terus menghargai dan melestarikan budaya bangsa. Terus berbanggalah akan budaya dan keanekaragaman bangsa kita, sebagai bentuk tolerasi Kebhinekaan Tunggal Ika.
Dalam Festival Tabot, perayaan yang semula hanya berisikan upacara-upacara ritual diperkaya dengan berbagai atraksi tambahan yang mampu memberi hiburan kepada masyarakat dan wisatawan. Selama 10 hari pelaksanaan Festival Tabot, masyarakat dan wisatawan dapat menyaksikan rangkaian upacara ritual Tabot dan menikmati berbagai pegelaran seni-budaya serta lomba-lomba kreasi seni tradisional Bengkulu. Kita harus membuka mata dan telinga dalam memajukan dan mengenalkan potensi-potensi yang ada di provinsi Bengkulu, sebaiknya acara-acara di dalam 10 hari tersebut dapat di tingkatkan lagi mengingat banyak nya kesenian-kesenian adat dan permainan rakyat di provinsi Bengkulu sehingga dapat memaksimalkan dalam mengeksplor potensi-potensi kesenian adat di provinsi Bengkulu, dengan begitu setiap tahun nya akan semakin meriah dan tidak menutup kemungkinan akan banyak wisatawan yang datang ke Bengkulu untuk menyaksikan festival tabot ini.
Oleh karena itu acara tabot ini harus tetap di lestarikan karena selain sebagai salah satu ajang pelestarian budaya daerah dan ajang silahturahmi, upacara tabot juga secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian masyarakat bengkulu, serta ajang memperkenalkan budaya daerah Bengkulu di kanca Nasional hingga Internasiaonal.